Dengan semakin banyaknya mobil di Asia yang dilengkapi dengan konektivitas internet (mobil terkoneksi), masalah keamanan siber kendaraan telah meningkat drastis. Melindungi sistem In-Car OS, sensor ADAS, dan data pribadi dari serangan peretas di jalan raya kini menjadi prioritas utama bagi pabrikan dan regulator.
Serangan siber pada mobil terkoneksi dapat mencakup peretasan sistem kunci, manipulasi data sensor, atau bahkan mengambil alih kontrol kemudi kendaraan jarak jauh. Risiko ini mengancam keselamatan fisik penumpang dan menimbulkan masalah serius terkait privasi data.
Pabrikan otomotif Asia kini berinvestasi besar-besaran dalam perangkat lunak keamanan yang diperkuat dan sistem firewall berlapis untuk mengisolasi sistem penting dari koneksi eksternal. Pembaruan perangkat lunak over-the-air (OTA) juga digunakan untuk menambal kerentanan dengan cepat.
Regulasi di negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan semakin ketat, mengharuskan pabrikan untuk mematuhi standar keamanan siber internasional. Standar ini mencakup proses desain, pengembangan, dan manajemen risiko siber sepanjang siklus hidup kendaraan.
Fokus pada keamanan siber kendaraan ini sangat penting untuk membangun kepercayaan konsumen pada teknologi mobil otonom dan terkoneksi. Ini adalah pertarungan terus-menerus antara para peretas dan insinyur keamanan untuk menjaga kokpit digital tetap aman di jalan.
