Inflasi Dunia 2025: Ancaman Nyata bagi Generasi Muda

Tahun 2025 diprediksi sebagai salah satu periode paling sulit bagi ekonomi global. Inflasi yang terus meroket membuat harga pangan, energi, hingga perumahan melambung tinggi. Generasi muda, terutama Generasi Z dan milenial, menjadi kelompok yang paling terdampak karena baru memasuki dunia kerja dan membangun kehidupan.

Penyebab Lonjakan Inflasi

1. Krisis Energi – Transisi ke energi hijau belum stabil, harga minyak dan gas tetap tinggi.
2. Perubahan Iklim – Gagal panen akibat cuaca ekstrem meningkatkan harga pangan.
3. Geopolitik – Konflik global mengganggu rantai pasok.
4. Kebijakan Moneter – Banyak negara mencetak uang besar-besaran pasca pandemi.

Dampak pada Generasi Muda

• Biaya Hidup Tak Terkendali – Sewa rumah, transportasi, dan makanan makin mahal.
• Kesulitan Menabung – Tabungan terkikis inflasi, sulit membeli rumah.
• Kesehatan Mental – Tekanan ekonomi memperburuk kecemasan dan depresi.
• Peluang Karier Terbatas – Perusahaan menahan rekrutmen untuk efisiensi.

Respon Pemerintah Dunia

Bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, tetapi langkah ini memperlambat pertumbuhan. Subsidi pangan dan energi diberikan, namun tidak semua negara mampu melakukannya secara berkelanjutan.

Adaptasi Generasi Muda

Meski sulit, banyak anak muda mulai mencari peluang baru lewat ekonomi digital, investasi kecil-kecilan, hingga bisnis berbasis teknologi. Adaptasi ini bisa menjadi jalan keluar agar mereka tetap bertahan.

Masa Depan Ekonomi Global

Jika inflasi tidak dikendalikan, dunia bisa menghadapi “generasi hilang” yang kesulitan mencapai kestabilan hidup. Namun, jika kebijakan tepat diterapkan, generasi muda bisa tumbuh lebih tangguh dan inovatif.

Penutup:
Inflasi 2025 bukan sekadar angka ekonomi, tetapi masalah nyata yang menentukan masa depan generasi muda di seluruh dunia.